Coba Lihat Keanehan dan kondisi Terkini Setnov

oleh

TINTANEWS, Jakarta- Analis safety driving sekaligus pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa Toyota Fortuner TRD dengan nomor polisi B 1732 ZLO yang membawa Ketua DPR RI Setya Novanto menabrak tiang listrik dalam kecepatan 20 kilometer/jam atau di bawahnya.

“Kecepatannya 20 km per jam ke bawah,” kata Jusri, kepada Media, Jumat (17/11/2017).

Kesimpulan ini, menurutnya, berdasarkan analisis kondisi mobil seperti yang tersebar di internet. Kalau tabrakan ke tiang terjadi pada kecepatan di atas 20 km/jam, maka lampu utama (headlamp) akan hancur, atau minimal pecah. Kenyataannya tidak. Lampu utama masih utuh.

“Lalu windshield tidak pecah, kaca samping kiri juga tidak pecah, kecuali kaca samping kanan yang tidak terlihat di video,” lanjut Jusri.

Dugaan bahwa mobil menabrak tiang dengan kecepatan tidak begitu cepat juga terlihat dari kantong udara (dual SRS Airbag) yang tidak mengembang.

“Sensor [akan memberikan sinyal] airbag mengembang bilamana kendaraan itu menerima benturan yang setara 20 km/jam ke atas. Sementara ini tidak,” kata Jusri, yang kerap memberikan pelatihan berkendara dengan aman ke komunitas.

Namun begitu, Jusri menggaris bawahi kalau bisa saja laju kecepatan mobil sebelum menabrak tiang listrik kemungkinan besar lebih tinggi dari 20 km/jam. Kecepatan tereduksi ketika mobil menghantam trotoar, sesaat sebelum menabrak tiang listrik. “Bisa saja waktu jalan 60-70 km/jam,” katanya.


Lantas, dengan asumsi ini, apa mungkin bisa menyebabkan Novanto mengalami cedera parah seperti yang disebutkan–kepalanya bengkak, lengannya luka semua, pipi baret kena kaca, hingga pingsan? Jusri mengatakan mungkin, tapi dengan catatan tebal: kalau Novanto, yang diketahui duduk di baris kedua, tidak mengenakan sabuk pengaman (seatbelt).

Jusri kemudian menjelaskan panjang lebar soal teori kelembaman. Jika kendaraan bergerak, lalu tiba-tiba berhenti, maka objek di dalamnya yang tidak terikat tetap bergerak dengan kecepatan seperti semula (kecepatan kendaraan). Kalau mobil tiba-tiba terhenti dalam kecepatan 10 mil/jam (sekitar 25 km/jam), maka benturan objek yang ada di dalamnya setara dengan terjun bebas secara vertikal dari ketinggian 3 sampai 4 meter.

“Dengan hitung-hitungan itu, maka kalau penumpang di second row dan tidak pakai seatbelt, maka ia bisa membentur pilar B (tengah), perangkat audio visual yang dipasang di belakang headrest jok baris pertama, atau bahkan terlontar ke dashboard. Itu keras. Kena dahi bisa memar atau robek,” kata Jusri.

Jusri menekankan bahwa apa yang ia sampaikan baru sebatas analisis. Kesimpulan yang pasti, termasuk apakah Novanto pakai seatbelt atau tidak, berada di tangan otoritas terkait, dalam hal ini polisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *