Rohil, Tintanews.com – Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam upaya rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dahulu dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif.
Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya), sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Untuk menjadi sekolah adiwiyata nasional, tentu bukanlah sebuah perkara yang mudah. Dibutuhkan partisipasi dari semua stakeholder, mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik, komite sekolah, masyarakat sekitar dan pihak – pihak lainnya.
Sekolah adiwiyata nasional diberikan apabila telah melewati seleksi sekolah adiwiyata tingkat kota/kabupaten, provinsi, dan nasional. Dalam penilaian adiwiyata, ada beberapa kriteria yang digunakan, diantaranya: kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Untuk memenuhi keempat kriteria di atas, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh, diantaranya: Pertama. Menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah yang berwawasan lingkungan dan diketahui oleh seluruh warga sekolah.
Kedua. Mengintegrasikan aspek lingkungan hidup ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Struktur kurikulum di sekolah wajib memuat pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Hal ini berarti setiap guru, baik untuk kelompok mata pelajaran wajib (adaptif, normatif, produktif), maupun muatan lokal dan pengembangan diri wajib memasukkan unsur lingkungan ke dalam rencana pelaksanaan maupun selama kegiatan pembelajaran.
Ketiga. Menyelenggarakan kegiatan berbasis lingkungan yang melibatkan multipihak. Pihak yang dimaksud meliputi tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik, komite sekolah, masyarakat sekitar, dan pihak – pihak terkait lainnya seperti institusi pendidikan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, Unit Pengelolaan Sampah (Bank Sampah), media, dan lain – lain.
Keempat. Mengembangkan sarana pembelajaran yang ramah lingkungan seperti ruang kelas yang memiliki ventilasi yang baik. Selain itu, kondisi di luar ruang kelas juga harus nyaman dan sehat misalnya dengan menyediakan ruang terbuka hijau, toilet yang bersih, sekolah yang bebas dari polusi dan pencemar, adanya kantin sehat, dan sistem sanitasi yang baik.
Kelima. Mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam mencegah dan mengatasi masalah lingkungan hidup. Kreativitas dan inovasi ini misalnya dalam bentuk pengelolaan limbah, pemanfaatan sumber energi alternatif, maupun penemuan teknologi terbaru.
Keenam. Warga sekolah diminta secara aktif berpartisipasi dalam mengikuti maupun menyelenggarakan kegiatan berbasis lingkungan. Kegiatan ini bisa dalam bentuk aksi bersih, penanaman, pengolahan limbah, maupun kegiatan lomba – lomba bertemakan lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rokan Hilir (Rohil) siap menjadikan daerah Rohil sebagai sekolah Kabupaten Adiwiyata di Propinsi Riau.
“Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang unggul dalam Pendidikan Lingkungan Hidup serta kepedulian sekolah terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Saat ini ada 18 sekolah yang sedang dilakukan pembinaan untuk tingkat Kabupaten dan 16 sekolah untuk pembinaan tingkat nasional,” kata Suwandi.
Dijelaskan Suwandi, tujuan dari program adiwiyata ini adalah menjadikan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, sehingga semua warga sekolah harus peduli terhadap lingkungan dan berbudaya lingkungan.
Program ini dicanangkan untuk mengembangkan lingkungan belajar yang sehat, aman, nyaman,dan menyenangkan, sehingga diharapkan adiwiyata mampu menciptakan Lingkungan belajar yang ideal dan baik untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma dan etika.
Dengan adanya ilmu yang dimiliki masing-masing siswa kiranya dapat diterapkan di rumah dan di Lingkungan tempat tinggalnya. “Alhamdulillah Tahun 2018 ini Pemkab Rohil melalui Dinas Lingkungan Hidup mengusulkan calon sekolah Adiwiyata Propinsi Riau sebanyak 6 sekolah. Rohil siap menjadi sekolah Kabupaten Adiwiyata Propinsi Riau,” ujarnya.
2021 Ditargetkan Sekolah Rohil Jadi Sekolah Adiwiyata
Suwandi menargetkan, pada tahun 2021 semua sekolah yang ada di Rokan Hilir diharapkan akan menjadi sekolah Adiwiyata. Prestasi yang diperoleh sejak diterapkan program sekolah Adiwiyata di Rohil dari Tahun 2014-2018 sudah memperoleh 26 sekolah Adiwiyata Nasional, 41 sekolah Adiwiyata provinsi dan 70 sekolah Adiwiyata Kabupaten. Untuk itulah Bupati Rohil mencanangkan Kabupaten Rohil menjadi Kabupaten Adiwiyata.
“Dengan prestasi yang diperoleh, diharapkan pada tahun 2021 semua sekolah di Rohil menjadi sekolah Adiwiyata. Untuk itulah DLH Rohil minta bantuan Bupati untuk mencanangkan kabupaten Rohil menjadi kabupaten Adiwiyata,” harapnya.
Kepala Dinas lingkungan Hidup Rohil Suwandi mengatakan, keikut sertaan kabupaten Rohil mulai Tahun 2014 sampai tahun ini, Rohil telah memiliki 63 sekolah Adiwiyata disebut tingkatan, dimulai dari SD, SMP, SMA sederajat, yang terdiri dari 8 sekolah Adiwiyata Nasional, 26 sekolah Adiwiyata provinsi dan 29 sekolah Adiwiyata kabupaten
Pada tahun 2018 ini juga kami sudah membina dan menilai sebanyak 20 sekolah Adiwiyata kabupaten dan untuk provinsi kita sudah mengusulkan 5 sekolah Adiwiyata dan sudah selesai dinilai oleh TIM provinsi beberapa bulan yang lalu. Pada bulan agustus 2018 kita akan mengusulkan sekolah Adiwiyata tingkat Nasional, Rohil mempunyai 26 sekolah yang bisa diusulkan jadi sekolah Adiwiyata tingkat Nasional. (Adv)